Asal Usul Tradisi Halalbihalal Saat Lebaran, Hanya Berlaku di Indonesia

Tradisi Maaf-Maafan Halalbihalal di Indonesia

====================================================

• Asal Usul Istilah: Istilah “halalbihalal” merupakan adaptasi lokal yang populer di kalangan masyarakat Muslim Indonesia untuk tradisi meminta maaf dan memaafkan saat Hari Raya Idulfitri. Meskipun terdengar Arab, istilah ini sebenarnya berasal dari kegiatan sehari-hari dan berkembang dari sekitar tahun 1935-1936.

• Arti dan Makna: Kata “halal” dalam halalbihalal merujuk pada tiga makna dalam bahasa Arab, yaitu meruntuhkan kekusutan, menyucikan yang keruh, dan menghalalkan. Secara simbolis, istilah ini mengajarkan untuk memaafkan kesalahan dan kesalahan yang dilakukan terhadap orang lain.

• Inisiasi Resmi: Versi inisiasi resmi istilah halalbihalal datang pada tahun 1948, ketika KH Abdul Wahab Hasbullah mengusulkan konsep ini kepada Presiden Soekarno sebagai cara untuk mempererat hubungan antar pemimpin politik yang berselisih.

• Tradisi Berkelanjutan: Soekarno kemudian mengundang para tokoh politik ke Istana Negara pada Idulfitri 1948 untuk melakukan “Halal bihalal” secara formal. Para pemimpin duduk bersama, saling memaafkan, dan berupaya membangun kembali persatuan bangsa.

• Signifikansi dan Kelangsungan: Hingga kini, tradisi halalbihalal tetap dijalankan di Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri. Selain sebagai ajang mempererat tali persaudaraan, silaturahmi dalam halalbihalal juga dianggap dapat mendatangkan pahala.

• Sifat Inklusif: Tradisi ini melibatkan berbagai kalangan, termasuk antar anggota keluarga, sesama Muslim, dan bahkan dengan individu beragama lain, menciptakan suasana kebersamaan dan kebahagiaan dalam semangat maaf-memaafkan.